BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Makanan
formula sering diidentikkan dengan makanan untuk bayi. Padahal ada juga
makanan formula untuk orang dewasa, meski lebih sering disebut makanan diet khusus.
Lansia (Lanjut Usia) adalah fase
menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa
perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia
dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi
hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki
selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa
orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan
mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).
1.2 Tujuan
1.
Untuk mempermudah masyarakat mendapatkan asupan makanan secara menyeluruh
2.
Untuk mengetahui formula makanan
lansia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses
Menua
Proses menua
dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan
berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan
secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
a.
Massa otot
yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah cairan
tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah
keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia
seringkali terlihat kurus.
b.
Penurunan
indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan
kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera
pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan
menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya
kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
c.
Dengan
banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang
dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
d.
Penurunan
mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut
kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat
menyebabkan wasir.
e.
Kemampuan
motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan
menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
f.
Pada usia
lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat
jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan
mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan
(apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan,
daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas
sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa,
perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan
perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku
anti sosial lainnya.
g.
Akibat
proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga
bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi
hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
h.
Incontinentia
urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut,
sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat
menyebabkan dehidrasi.
i.
Secara
psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan
penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas
jabatan yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan
2.2 Batasan Usia Lansia
Batasan
: lansia adalah mereka yang telah diatas usia 65 tahun.
a.
Menurut
Durmin : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)
b.
Munro
dkk : older ederly dibagi 2, usia 75-84 th dan 85 th
c.
M.Alwi
Dahlan : usia diatas 60 th
d.
Menurut
usia pensiun : usia diatas 56 th
e.
WHO
: usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat
tua(>90)
2.3 Status Gizi Pada Usia Lanjut
a. Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun,
status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas
b. Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang
dipakai sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
c. Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi
berlebihan, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
d. Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan
menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi
(kurang energi protein yang kronis)
e. Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya
kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang
lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas
f. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna
makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia
menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
g. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air
besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan
memicu terjadinya anemia
h. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini
dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau
kanker hati
i. Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan
untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi
j. Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan
psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi
k. Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi
menurun akibatnya menjadi kurang gizi
l. Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah
jadi lupa makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi
2.4 Kebutuhan Gizi Lansia
Masalah
gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis
tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia
yang secara alami memang sudah menurun.
a. Kalori
Hasil-hasil
penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang
berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan
aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan
protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25%
berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat.
Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan
untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan,
maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan,
sehingga tubuh akan menjadi kurus.
b. Protein
Untuk
lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1
gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata
kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari
orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen
(protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya
kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya
konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.
Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
c. Lemak
Konsumsi
lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan.
Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi)
dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke
jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak
tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber
asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam
lemak jenuh.
d. Karbohidrat dan Serat
Makanan
Salah
satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi
(susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah
terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi
lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak
dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena
dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral
dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.
Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan
menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan
biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
e. Vitamin dan Mineral
Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1,
B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama
disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran,
kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral
kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan
anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk
membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya
dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
f. Air
Cairan
dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk
mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan
makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia
dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
2.5 Langkah
Agar Dapat Hidup Lebih Lama, Sehat dan Berarti Untuk Lansia
a. Menciptakan
Pola Makan Yang Baik, Kemudian Bersahabat Dengannya
Cobalah
menciptakan suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik mungkin sehingga
dapat menimbulkan selera.
b. Memperkuat
daya tahan tubuh
Makanlah
makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang penting untuk
kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut.
c. Mencegah
tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut
Santaplah
makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan
penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh,
contoh makanan sumber vitamin D adalah susu.
d. Memastikan
agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur
Karena
itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti
biji-bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua .
e. Menyelamatkan
penglihatan dan mencegah terjadinya katarak
Santaplah
makanan yang mengandung vitamin C, E dan B karoten (antioksidan), seperti :
sayuran berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun dan buah lain.
f. Mengurangi
resiko penyakit jantung
Yaitu
dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan natrium
dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat
yang larut, kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak,
kacang kering daging tidak berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran.
g.
Agar ingatan tetap baik dan
sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12 dan asam folat
h.
Mempertahankan berat badan
ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah lemak dan kaya akan
karbohidrat kompleks.
i.
Menjaga agar nafsu makan
tetap baik dan otot tetap lentur
j.
Dengan jalan melakukan olah
raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan menurut porsi
masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang.
k.
Tetaplah berlatih
2.6 Syara
Makan Lansia
a.
Kurangi
makanan mengandung lemak hewani (daging sapi, kerbau, kuning telur dan otak).
b.
Disarankan
banyak konsumsi kalsium 14,1 mg/kg BB/hari.
c.
Perlunya
zat besi.
d.
Kurangi
garam natrium (kemungkinan adanya tekanan darah tinggi)
e.
Perlunya
buah-buahan/vitamin
f.
Banyak
minum air putih 1500-2000 cc (untuk kerja ginjal)
2.7 Syara
Formula Lansia
a.
Mengandung
zat gizi yang terdiri : zat tenaga, zat pembangun, zat pengatur.
b.
Jumlah
kalori yang dikonsumsi adalah 50% hidrat arang (sayuran, kacang-kacangan dan
biji-bijian)
c.
Jumlah
lemak dalam makanan dibatasi yaitu 25%-30% dari total kalori.
d.
Jumlah
protein yang baik yaitu 8%-10% dari total kalori.
e.
Mengandung
tinggi serat
f.
Tinggi
kalsium (susu non fat, yoghurt, dan ikan)
g.
Tinggi
Fe (kacang-kacangan, hati, daging, bayam sayuran hijau)
h.
Membatasi
penggunaan garam mono sodium glutamat, sodium bikarbonan dan sodium sitrat)
i.
Bahan
makanan sebaiknya yang mudah dicerna
j.
Tidak
mengandung alkohol
2.8 Kecukupan
Gizi
Kebutuhan
gizi lansia setiap individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini:
a.
Umur
- Jenis kelamin
- Aktivitas/kegiatan fisik dan mental
- Postur tubuh
- Pekerjaan
- Iklim/suhu udara
- Kondisi fisik tertentu
- Lingkungan
2.9 Angka Kecukupan Energi dan Zat
Gizi Yang Dianjurkan Untuk Manula Dalam Sehari
Pola Susunan Makanan Untuk Manula
Dalam Sehari
KOMPOSISI
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
Energi (kal)
|
1960
|
1700
|
Protein (gram)
|
50
|
44
|
Vitamin A (RE)
|
600
|
700
|
Thiamin (mg)
|
0,8
|
0,7
|
Riboflavin (mg)
|
1,0
|
0,9
|
Niasin (mg)
|
8,6
|
7,5
|
Vitamin B12 (mg)
|
1
|
1
|
Asam folat (mcg)
|
170
|
150
|
Vitamin C (mg)
|
40
|
30
|
Kalsium (mg)
|
500
|
500
|
Fosfor (mg)
|
500
|
450
|
Besi (mg)
|
13
|
16
|
Seng (mg)
|
15
|
15
|
Iodium (mcg)
|
150
|
150
|
Kelompok Makanan
|
Jenis
Pangan Per Porsi
|
Jumlah
Porsi Dalam Sehari
|
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
||
Bahan pokok
|
Nasi
(1
piring=200 gr)
|
3
|
2
|
Lauk pauk
|
Daging (1 ptg=50gr)
Tahu (1
ptg=25 gr)
|
1,5
5
|
2
4
|
Sayuran
|
Bayam
(1 mgk=100
gr)
|
1,5
|
1,5
|
Buah-buahan
|
Pepaya
(1 ptg=100
gr)
|
2
|
2
|
susu
|
Skim
(1 gls=100
gr)
|
1
|
1
|
2.10
Kelompok Makanan atau Jenis Makanan
a. Karbohidrat : nasi, jagung,
ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubi-ubian, pisang,
nangka, makaroni
b. Protein hewani : daging sapi,
daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan, baso daging
c. Protein nabati :
kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom
d. Buah-buahan : pepaya,
belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang, awo,
sirsak, semangka
e. Sayuran : bayam, buncis,
beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang, kecipir,
sawi, wortel, selada
f. Makanan jajanan : bika ambon,
dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue putu, risoles
g. Susu : susu kambing, susu
kedelai, skim
2.11
Menu Harian Untuk Lansia
Susunan makanan sehari-hari untuk
manula hendaknya tidak terlalu banyak menyimpang dari kebiasaan makanan, serta
disesuaikan dengan keadaan psikologisnya. Pola makan disesuaikan dengan
kecukupan gizi yang dianjurkan dan menu makanannya disesuaikan dengan
ketersediaan dan kebiasaan makan tiap daerah. Menu makanan manula dalam sehari
dapat disusun berdasarkan konsep ‘4 sehat 5 sempuna” atau “Konsep gizi
seimbang”, sebagai contoh:
a.
Kelompok
makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)
b.
Kelompok
lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25 gr)
c.
Kelompok
sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr)
d.
Kelompok
buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)
2.12 Formula
Lansi
a. Contoh
formula lansia
è Pagi
1
gelas susu (2 sdm susu bubuk full cream) + gula, roti isi telur (1 butir
telur), hidrat arang 249 gram
è Jam 10.00 wib
1gelas
susu (3 sdm susu bubuk) + 2 sdt gula, 1 potong pepaya (100 gram)
è Siang
6
sdm nasi (150 gram), 1 potong besar bandeng presto (75 gram), 1 mangkuk sayur
lodeh encer (100 gram sayur + 25 gram daging sapi) dan 1 potong buah (75 gram)
è Jam 16.00 wib
Pisang
bakar (150 gram pisang + 2,5 margarin)
è Malam
4
sdm nasi (100 gram), 1 potong ikan/daging/ayam (75 gram), sayuran secukupnya
(100 gram), 1 potong buah (100 gram)
b.
Contoh Formula Lansia
Waktu
|
Menu
|
Porsi
|
Pagi
|
Roti-telur-susu
|
1 tangkep 1 gelas
|
Selingan
|
Papais
|
2 bungkus
|
Siang
|
Nasi
|
1 piring
|
Semur
|
1 potong
|
|
Pepes tahu
|
1 bungkus
|
|
Sayur bayam
|
1 mangkok
|
|
Pisang
|
1 buah
|
|
Selingan
|
Kolak pisang
|
1 mangkok
|
Malam
|
Mie baso
|
1 mangkok
|
Pepaya
|
1 buah
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makanan
formula sering diidentikkan dengan makanan untuk bayi. Padahal ada juga
makanan formula untuk orang dewasa, meski lebih sering disebut makanan diet khusus.
Untuk susunan makanan sehari-hari lansia
hendaknya tidak terlalu banyak menyimpang dari kebiasaan makanan, serta
disesuaikan dengan keadaan psikologisnya.
Pola makan disesuaikan dengan
kecukupan gizi yang dianjurkan dan menu makanannya disesuaikan dengan ketersediaan
dan kebiasaan makan tiap daerah. Menu makanan lansia dalam sehari dapat disusun
berdasarkan konsep ‘4 sehat 5 sempuna” atau “Konsep gizi seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar