Rabu, 16 April 2014

Formula Makanan Untuk Lansia



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Pengertian
Makanan formula sering diidentikkan dengan makanan untuk bayi. Padahal ada juga makanan formula untuk orang dewasa, meski lebih sering disebut makanan diet khusus.

Lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).


1.2  Tujuan
1.    Untuk mempermudah masyarakat mendapatkan asupan makanan secara menyeluruh
2.    Untuk mengetahui formula makanan lansia




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1  Proses Menua
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
a.     Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.
b.    Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
c.     Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
d.    Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.
e.     Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
f.     Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.
g.    Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
h.     Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.
i.      Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan

2.2  Batasan Usia Lansia
Batasan : lansia adalah mereka yang telah diatas usia 65 tahun.
a.       Menurut Durmin : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)
b.      Munro dkk : older ederly dibagi 2, usia 75-84 th dan 85 th
c.       M.Alwi Dahlan : usia diatas 60 th
d.      Menurut usia pensiun : usia diatas 56 th
e.      WHO : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat tua(>90)

2.3  Status Gizi Pada Usia Lanjut
a.    Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas
b.    Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
c.    Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
d.    Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis)
e.    Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas
f.     Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
g.    Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
h.    Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
i.      Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi
j.      Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi
k.    Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi
l.      Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi

2.4  Kebutuhan Gizi Lansia
Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun.
a.    Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
b.    Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
c.    Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
d.    Karbohidrat dan Serat Makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
e.    Vitamin dan Mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
f.     Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

2.5  Langkah Agar Dapat Hidup Lebih Lama, Sehat dan Berarti Untuk Lansia
a.    Menciptakan Pola Makan Yang Baik, Kemudian Bersahabat Dengannya
Cobalah menciptakan suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik mungkin sehingga dapat menimbulkan selera.
b.    Memperkuat daya tahan tubuh
Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang penting untuk kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut.
c.    Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut
Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh makanan sumber vitamin D adalah susu.
d.    Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur
Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti biji-bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua .
e.    Menyelamatkan penglihatan dan mencegah terjadinya katarak
Santaplah makanan yang mengandung vitamin C, E dan B karoten (antioksidan), seperti : sayuran berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun dan buah lain.
f.     Mengurangi resiko penyakit jantung
Yaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan natrium dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut, kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging tidak berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran.
g.    Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12 dan asam folat
h.    Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah lemak dan kaya akan karbohidrat kompleks.
i.      Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur
j.      Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang.
k.    Tetaplah berlatih

2.6  Syara Makan Lansia
a.    Kurangi makanan mengandung lemak hewani (daging sapi, kerbau, kuning telur dan otak).
b.    Disarankan banyak konsumsi kalsium 14,1 mg/kg BB/hari.
c.    Perlunya zat besi.
d.    Kurangi garam natrium (kemungkinan adanya tekanan darah tinggi)
e.    Perlunya buah-buahan/vitamin
f.     Banyak minum air putih 1500-2000 cc (untuk kerja ginjal)

2.7  Syara Formula Lansia
a.    Mengandung zat gizi yang terdiri : zat tenaga, zat pembangun, zat pengatur.
b.    Jumlah kalori yang dikonsumsi adalah 50% hidrat arang (sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian)
c.    Jumlah lemak dalam makanan dibatasi yaitu 25%-30% dari total kalori.
d.    Jumlah protein yang baik yaitu 8%-10% dari total kalori.
e.    Mengandung tinggi serat
f.     Tinggi kalsium (susu non fat, yoghurt, dan ikan)
g.    Tinggi Fe (kacang-kacangan, hati, daging, bayam sayuran hijau)
h.    Membatasi penggunaan garam mono sodium glutamat, sodium bikarbonan dan sodium sitrat)
i.      Bahan makanan sebaiknya yang mudah dicerna
j.      Tidak mengandung alkohol

2.8  Kecukupan Gizi
Kebutuhan gizi lansia setiap individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini:
a.       Umur
  1. Jenis kelamin
  2. Aktivitas/kegiatan fisik dan mental
  3. Postur tubuh
  4. Pekerjaan
  5. Iklim/suhu udara
  6. Kondisi fisik tertentu
  7. Lingkungan

2.9  Angka Kecukupan Energi dan Zat Gizi Yang Dianjurkan Untuk Manula Dalam Sehari


Pola Susunan Makanan Untuk Manula Dalam Sehari
KOMPOSISI
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Energi (kal)
1960
1700
Protein (gram)
50
44
Vitamin A (RE)
600
700
Thiamin (mg)
0,8
0,7
Riboflavin (mg)
1,0
0,9
Niasin (mg)
8,6
7,5
Vitamin B12 (mg)
1
1
Asam folat (mcg)
170
150
Vitamin C (mg)
40
30
Kalsium (mg)
500
500
Fosfor (mg)
500
450
Besi (mg)
13
16
Seng (mg)
15
15
Iodium (mcg)
150
150




Kelompok Makanan
Jenis Pangan Per Porsi
Jumlah Porsi Dalam Sehari
Laki-Laki
Perempuan
Bahan pokok
Nasi
(1 piring=200 gr)
3
2
Lauk pauk
Daging (1 ptg=50gr)
Tahu (1 ptg=25 gr)
1,5
5
2
4
Sayuran
Bayam
(1 mgk=100 gr)
1,5
1,5
Buah-buahan
Pepaya
(1 ptg=100 gr)
2
2
susu
Skim
(1 gls=100 gr)
1
1

2.10    Kelompok Makanan atau Jenis Makanan
a.    Karbohidrat : nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubi-ubian, pisang, nangka, makaroni
b.    Protein hewani : daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan, baso daging
c.    Protein nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom
d.    Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang, awo, sirsak, semangka
e.    Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, wortel, selada
f.     Makanan jajanan : bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue putu, risoles
g.    Susu : susu kambing, susu kedelai, skim

2.11       Menu Harian Untuk Lansia
Susunan makanan sehari-hari untuk manula hendaknya tidak terlalu banyak menyimpang dari kebiasaan makanan, serta disesuaikan dengan keadaan psikologisnya. Pola makan disesuaikan dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan menu makanannya disesuaikan dengan ketersediaan dan kebiasaan makan tiap daerah. Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep ‘4 sehat 5 sempuna” atau “Konsep gizi seimbang”, sebagai contoh:
a.    Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)
b.    Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25 gr)
c.    Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr)
d.    Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)

2.12       Formula Lansi
a.    Contoh formula lansia
è Pagi
1 gelas susu (2 sdm susu bubuk full cream) + gula, roti isi telur (1 butir telur), hidrat arang 249 gram
è Jam 10.00 wib
1gelas susu (3 sdm susu bubuk) + 2 sdt gula, 1 potong pepaya (100 gram)
è Siang
6 sdm nasi (150 gram), 1 potong besar bandeng presto (75 gram), 1 mangkuk sayur lodeh encer (100 gram sayur + 25 gram daging sapi) dan 1 potong buah (75 gram)
è Jam 16.00 wib
Pisang bakar (150 gram pisang + 2,5 margarin)

è Malam
4 sdm nasi (100 gram), 1 potong ikan/daging/ayam (75 gram), sayuran secukupnya (100 gram), 1 potong buah (100 gram)



b.    Contoh Formula Lansia
Waktu
Menu
Porsi
Pagi
Roti-telur-susu
1 tangkep 1 gelas
Selingan
Papais
2 bungkus
Siang
Nasi
1 piring

Semur
1 potong

Pepes tahu
1 bungkus

Sayur bayam
1 mangkok

Pisang
1 buah
Selingan
Kolak pisang
1 mangkok
Malam
Mie baso
1 mangkok

Pepaya
1 buah



BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Makanan formula sering diidentikkan dengan makanan untuk bayi. Padahal ada juga makanan formula untuk orang dewasa, meski lebih sering disebut makanan diet khusus.

Untuk susunan makanan sehari-hari lansia hendaknya tidak terlalu banyak menyimpang dari kebiasaan makanan, serta disesuaikan dengan keadaan psikologisnya.

Pola makan disesuaikan dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan menu makanannya disesuaikan dengan ketersediaan dan kebiasaan makan tiap daerah. Menu makanan lansia dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep ‘4 sehat 5 sempuna” atau “Konsep gizi seimbang.



DAFTAR PUSTAKA





           











Tidak ada komentar:

Posting Komentar